
Rabu (12/6) MTsN 1 Sidoarjo menggelar Workshop Ecoprint dengan menggunakan teknik steam, dengan mengusung tema,”Seni Tekstil Ramah Lingkungan.” Workshop digelar di aula atas, yang diikuti oleh siswa-siswi kelas 7A sampai dengan 7J, sejumlah 322 peserta. Dengan rasa ingin tahunya tentang apa itu ecoprint, siswa-siswi madrasah terlihat begitu antusias mengikuti kegiatan workshop.
Kegiatan workshop dimulai pada jam 08.00 WIB hingga selesai. Sebagai pembuka acara, Bapak kepala madrasah Achmad Saifullah menyampaikan sambutan dengan memberikan motivasi kepada para peserta didik. “Semoga dengan pemberian tambahan keterampilan melalui Workshop Ecoprint, dapat memberikan manfaat bagi anak-anak untuk kedepannya.” ujar beliau.

Workshop digelar dalam rangka mengimplementasikan pembelajaran Seni Budaya pada materi Ragam Hias. Ecoprint merupakan seni penempelan daun pada kain, menggunakan teknik pewarnaan alam dengan cara menempel bentuk asli tumbuhan (daun, bunga) sebagai motif kepermukaan kain yang kita inginkan.
Bahan yang digunakan merupakan bahan tekstil ramah lingkungan, yang tersedia di alam. Tanaman yang dapat dipakai seperti, daun jati, tabebuya, daun jarak, yodium, kenikir dan flamboyan. Daun tersebut jika ditempel akan mengeluarkan pewarna asli dan alami. Madrasah berkolaborasi dengan narasumber dan sekaligus pemandu kegiatan workshop yaitu Ibu Unik, yang dibantu oleh beberapa karyawannya, dan juga Bapak/Ibu guru mapel Seni Budaya, Ninik Rachmawati, Yustitia Andromeda, dan Ahmad Alif Al Faraby.

Pada kegiatan awal peserta dibagi menjadi beberapa kelompok. Selanjutnya diperkenalkan alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan. Sebagai bahan yang harus dipersiapkan meliputi, kain 1 set, tro, tawas, soda kue, cuka, kapur tohor, dan tunjung. Proses pembuatan ecoprint kali ini dengan menggunakan teknik steam.
Proses selanjutnya Scoring, pada proses ini siapkan 2 liter air, kemudian tambahkan tro 1sdm untuk kain 1 set. Lalu rendam selama 30 menit sembari dikucek, setelah itu bilas sampai bersih lanjut ke proses mordan.
Proses berikutnya Mordanting, yang perlu dipersiapkan adalah tawas 50 gr, soda kue 30gr, cuka 75ml dan 2,5 liter air, setelah itu rendam kain selama 24 jam. Selanjutnya rendam kain dalam larutan kapur tohor selama 10 menit (kapur tohor 5sdm larutkan dengan 5 liter air hangat). Kemudian peras kain utama, bentangkan. Lanjutkan dengan menata dedaunan yang mau dipakai motif. Penataan daun jangan asal ditempel, namun ditata atau didesain yang bagus sesuai dengan keinginan dan kreativitas siswa.
Kemudian kain blanked direndam ke dalam larutan tunjung selama 5 menit. Tunjung 5gr larutkan ke dalam air 1,5 liter. Lalu peras kain hingga tidak ada tetesan air. Selanjutnya proses steaming (kain dikukus) selama 2 jam.

Proses berikutnya setelah dikukus, kain dibuka kemudian pembersihan sisa-sisa daun. Langkah berikutnya, kain diangin-anginkan di tempat yang teduh sampai kering (selama 7 hari). Lalu proses pewarnaan sesuai dengan selera. Tahap terakhir yaitu fiksasi (pencucian akhir), hasil yang sudah selesai disteam dicuci dengan tawas. Kemudian dijemur lagi di tempat yang teduh.
Semoga workshop ini membawa banyak manfaat, seperti harapan bapak kepala madrasah pada awal sambutan. Ecoprint memerlukan ketelatenan dan sentuhan seni. (Vie’)